Suara Denpasar – Kasus gizi buruk kronis atau stunting menjadi salah satu fokus permasalahan nasional di bidang kesehatan saat ini.
Bahkan, Presiden Jokowi meminta Kemenkes dan jajarannya untuk bekerja sama dalam upaya menekan stunting hingga mencapai 14 persen di tahun 2024.
Dilansir dari website sekretariat kabinet, Jokowi mengatakan, stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM). Bukan hanya berdampak pada kondisi fisik, melainkan juga Kesehatan hingga daya pikir anak.
“Dampak stunting bukan hanya fisik (tinggi badan, red), tetapi juga rendahnya kemampuan belajar dan berfikir, bahkan keterbelakangan mental,”jelasnya.
Baca Juga:Daftar 11 Pemain Terbaik Pekan 20, Persib Bandung Kirim 1, PSIS Semarang Nihil, Posisi Ini Jadi Perdebatan
Jokowi mengungkapkan, permasalahan stunting seperti lingkaran. Artinya pencegahan stunting harus dilakukan sedari usia remaja, hingga dewasa.
Salah satu upaya mencegah dan menekan akan stunting adalah dengan mencegah pernikahan dini. Karena anak-anak yang menikah namun usia belum cukup, belum memiliki wawasan mengenai pra hamil dan parenting.
“Sehingga yang Namanya menikah itu harus betul-betul siap, baik fisik, psikis, maupun secara wawasannya sudah ada,”terangnya.
Jokowi pun menekankan pentingnya menjaga kesehatan prahamil dan saat hamil. Presiden menilai bahwa penyelesaian permasalahan stunting saat anak masih di dalam kandungan akan lebih mudah.
“Jangan sampai mau nikah ada anemia, kurang darah. Itu nanti waktu hamil, kalau ini tidak diselesaikan, waktu hamil anaknya menjadi stunting, penyelesaian setelah lahir itu lebih sulit. Akan lebih mudah diselesaikan, pada saat anak masih di dalam kandungan,” tandasnya. (*/Dinda)
Baca Juga:Aji Yusman Ngaku Tak Punya Duit untuk USG Istri, Padahal Periksa Hamil di Puskesmas Gratis Loh!
Loading…
#Presiden #Jokowi #Targetkan #Tekan #Angka #Stunting #hingga #Persen
Sumber : denpasar.suara.com