Deli.suara.com – Sejak membuka Early Access pada tanggal 11 Oktober, Coral Island menjadi salah satu game yang paling banyak dibahas, khususnya di negara Indonesia sendiri. Bagaimana tidak, game besutan developer Indonesia Stairway Games ini mengadopsi visual ala Harvest Moon dan mekanik permainan seperti Stardew Valley, sebuah game yang sampai saat ini masih begitu populer di kalangan gamer.
Namun, di balik banyaknya pembicaraan mengenai game ini, Coral Island yang dikembangkan oleh developer lokal ini menuai kontroversi. Hal ini terjadi karena game tersebut dikabarkan menaruh unsur LGBT di dalamnya.
Berdasarkan informasi yang ada, Coral Island memastikan pengguna bisa memakai Honorofic atau Gender netral seperti Mx. Tentu, fitur ini membuat sebagian gamer Indonesia berang dan murka.
Bukan hanya itu saja, pemain dari game besutan Stairway Games tersebut bisa menemukan bendera warna warni atau pelangi (simbol khas LGBT) di Town Hall. Menariknya, bendera ini rupanya tidak bisa diganti seperti pada game Animal Crossing. Lebih lanjut, developer juga kabarnya tidak mengizinkan pemain untuk mengganti bendera tersebut dengan bendera lain.
Baca Juga:Nilai Tak Ada Pelanggaran, MKD Setop Pengaduan Terhadap Bambang Pacul karena Pemecatan Aswanto
Selain bendera Pelangi, Stairway Games juga memastikan bahwa mereka mendukung fitur pernikahan Sesama Jenis dan pemain bisa menikahi lebih dari satu orang. Tentunya, ini semakin membuat gamer asal Indonesia marah dan ingin meminta refund ke Stairway Games selaku developer dari game tersebut.
Walau begitu, ada catatan mengapa Stairway Games memasukkan unsur seperti ini yang notabenenya bukan budaya Indonesia. Besar kemungkinan Stairway Games mencoba untuk mengakomodir kebutuhan dari budaya orang Barat yang merupakan donatur terbesar untuk pengembangan Coral Island di Kickstarter.com.
Sumber : gamedaim
#Ada #Unsur #LGBT #Game #Coral #Island #Tuai #Kontroversi
Sumber : deli.suara.com